Kompetensi
A.
Definisi Kompetensi
Kompetensi
adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu yang memiliki nilai
jual dan itu teraplikasi dari hasil kreativitas serta inovasi yang dihasilkan.
Sebagai penguat pemikiran kita maka pendapat dari Boulder juga perlu simak.
Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka
mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya, (boulder et. Al,
1996).
Para ahli
umumnya memberikan pandangan yang bervariasi tentang kompetensi. Boyatzis
(Armstrong, 2009) menyatakan bahwa kompetensi adalah kapasitas yang dimiliki
pegawai, yang mengarah kepada perilaku yang sesui dengan tuntutan pekerja serta
sesuai dengan ketetapan organisasi, yang pada gilirannya akan membawa hasil
seperti yang diinginkan.
Adapun
pengertian kompetensi kerja menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab I Pasal 10 yang berbunyi, “Kompetensi
kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standard yang ditetapkan”.
B.
Threshold Competencies dan
Differentiating Competencies
a.
Threshold
Competencies merupakan
kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang yang harus termiliki,
khususnya oleh seorang karyawan.
b.
Differentiating
competencies merupakan
sebuah kompetensi yang dimiliki oleh seseorang yang membedakan
C.
Jenis dan Karakteristik Dasar Kompetensi
Di sisi lain
kita juga perlu memahami jenis-jenis kompetensi yaitu:
1. Kompetensi organisasi,
2. Kompetensi pekerjaan atau teknis, dan
3. Kompetensi individual.
Lebih jauh kita juga perlu memahami karakteristik kompetensi itu
sendiri sebagai bentuk bentuk penguatan pemahaman secara lebih utuh.
Karakteristik mendasar yang dimiliki kompetensi ada lima yaitu:
a. Motif,
b. Traits,
c. Konsep diri,
d. Pengetahuan, dan
e. Skill
Sebagai
catatan yang harus dipahami bahwa ada hubungan kuat antara kompetensi dan karir
seorang karyawan. Analis kompetensi disusun sebagai besar untuk pengembangan
karir, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui
efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan.
D.
Tingkat Manajemen dan Kompetensi
Kompetensi yang
dubutuhkan oleh setiap level jabatan dalam organisasi tentu berbeda. Berikut
diuraikan kompetensi yang dibutuhkan dalam setiap level jabatan pekerjaan yang
diemban dalam sebuah organisasi.
1.
Tingkat
Eksekutif,
Diperlukan kompetensi yang berkaitan dengan strategic thinking
(Pemikiran Strategis) dan change leadership management (Kepemimpinan
Perubahan).
2.
Tingkat
manajer meliputi:
a.
Fleksibilitas,
adalah kemampuan merubah struktur dan proses manajerial.
b.
Implementasi
Perubahan, apabila strategi organisasi diperlukan untuk efektifitas pelaksanaan
tugas organisasi.
c.
Pemahaman
Interpersonal, Dimensi interpersonal understanding adalah kemampuan
untuk memahami nilai dari berbagai tipe pegawai.
d.
Pemberdayaan,
Aspek pemberdayaan adalah kemampuan mengembangan pegawai, mendelegasi tanggung
jawab, memberikan saran, umpan balik, menyatakan harapan-harapan yang positif
untuk pegawai dan memberikan reward atas peningkatan kinerja pegawai.
3.
Tingkat
Pegawai,
Pada tingkat pegawai masing-masing diuraikan sebagai berikut;
a.
Fleksibilitas,
dimensi fleksibilitas adalah kemampuan untuk melihat perubahan sabagai suatu
kesempatan yang menggembirakan ketimbang sebagai ancaman.
b.
Motivasi,
dimensi motivasi berprestasi adalah kemampuan untuk mendorong inovasi,
perbaikan berkelanjutan dalam kinerja dan prokdukvitas kerja yang dibutuhkan
untuk memenuhi tantangan kompetensi.
c.
Kolaborasi,
dimensi kolaborasi adalah kemampuan bekerja secara kooperatif didalam kelompok
yang multi disiplin, menaruh harapan positif kepada orang lain, pemahaman
interpersonal dan komitmen organisasional.
d.
Pelayanan
terhadap Pelanggan, dimensi yang terakhir untuk pegawai adalah keinginan yang
besar untuk melayani pelanggan dengan baik, serta inisiatif untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh pelanggan.
E.
Dasar Penilaian Kompetensi Karyawan
Era saat ini
sering disebut sebagai knowledge economy. Era knowledge economy membutuhkan
karyawan-karyawan dan organisasi yang mampu melakukan proses pembelajaran
secara terus menerus, sehingga organisasi mampu menyusuaiakan diri secara terus
menerus.
Salah satu
faktor terbentuknya bangunan knowledge economy adalah terdapatnya kompetensi
dari para karyawan tersebut, yang selanjutnya tergambarkan pada karakteristik
pribadi karyawan tersebut.
Salah satu
tujuan poenilaian kompetensi untuk mampu mengukur pengaruh kompetensi terhadap
kinerja yang dihasilkan, yang lebih jauh akan membawa pengaruh pada penguatan
pertumbuhan oerganisasi di masa yang akan datang.
Aplikasi lebih
jauhnya adalah setiap konsep perencanaan SDM di lingkungan perusahaan harus
mengacu pada keinginan untuk membangun dan mengembangkan kompetensi karyawan
secara berkelanjutan dan budaya saing tinggi. Dengan tujuan agar perusahaan
selalu mampu unggul di pasar domestik dan luar negeri.
F.
Tipe-tipe Kompetensi
Beberapa tipe
kompetensi yang pada umumnya dikenal dalam lingkungan organisasi maupun
individu secara umumnya adalah berkaitan dengan;
a.
Kompetensi
Perencanaan, berkaitan dengan penetapan tujuan, menilai risiko, dan
mengembangkan urutan tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
b.
Kompetensi
Mempengaruhi, berkaitan dengan pengaruh yang diberikan kepada pegawai yang ada
di dalam organisasi, baik pegawai dalam level staf maupun manajerial.
c.
Kompetensi
Berkomunikasi, berkaitan dengan kompetensi untuk berbicara, mendengarkan orang
lain, melaksanakan komunikasi verbal dan nonverbal.
d.
Kompetensi
Interpersonal, berkaitan dengan segala menyangkut empati, persuasi, negosiasi,
dan penyelesaian konflik dan perbedaan.
e.
Kompetensi
Berpikir, berkaitan dengan berfikir strategis, berfikir analitis, berkomitmen
terhadap tindakan.
f.
Kompetensi
Organisasional, berkaitan dengan perencanaan pekerjaan, pengorganisasian sumber
daya, pengukuran kemuan, serta pengambilan risiko berkenaan dengan pengambilan
keputusan.
g.
Kompetensi
SDM, berkaitan dalam mengembangkan, memotivasi, dan meningkatkan kinerja dan
produktivitas kerja SDM.
h.
Kompetensi
Kepemimpinan, berkaitan dalam memosisikan diri, pengembangan organisasional,
mengelola transisi, membangun visi, serta memberikan arahan kepada pegawai
lainnya.
i.
Kompetensi
Pelayanan, berkaitan dengan kemampuan untuk mengidentifikasi dan melayani
pelanggan, baik eksternal maupun internal.
j.
Kompetensi
Bisnis, berkaitan dengan asfek financial, penciptaan sistem kerja, serta
pengambilan keputusan strategis.
k.
Kompetensi
Manajemen Individu, berkaitan dengan memotivasi diri, bertindak dengan percaya
diri, serta mengelola pembelajaran diri secara mandiri.
l.
Kompetensi
Teknis, berkaitan dengan kompetensi dalam mengerjakan tugas kantor, bekerja
dengan teknologi dan mesin, serta menyelesaikan tugas dengan baik.
G.
Level Kompetensi
Setiap
kompetensi memiliki tingkatan berbeda-beda, dan perbedaan itu menjelaskan
posisinya masing-masing. Level kompetensi secara berurutan adalah sebagai
berikut: Skill, Knowledge, self Concept, Self Image, dan Motive.
Pada posisi
kompetensi skill dan knowledge yang dimiliki oleh seorang
karyawan akan begitu terlihat sebagai sebuah kompetensi dasar yang harus ada
dan tidak boleh ada jika sebuah kompetensi dasar yang harus ada dan tidak boleh
ada jika ia inginmenjadi karyawan.
Social
role dan self image cenderung sedikit visible dan dapat
dikontrol perilaku dari luar, sedangkan trait dan motive letaknya
lebih dalam pada titik sentral kepribadian.
H.
Karakteristis Kompetensi
Masing-masing
karakteristik kompetensi diuraikan sebagai berikut:
a.
Motif,
merupakan gambaran diri pegawai tentang sesuatu yang difikirkan atau yang
diinginkan, dan merupakan dorongan untuk melakukan tindakan guna memenuhi
keinginannya.
b.
Watak,
merupaka karakteristik mental pegawai dan konsistensi respon terhadap
ransangan, tekanan, situasi, dan informasi.
c.
Konsep
diri, merupakan gambaran pegawai tentang sikap, nilai-nilai dan bayangan diri
terhadap pekerjaan, tugas, atau jabatan yang dihadapinya untuk diwujudkanya
melalui kerja dan usahanya.
d.
Pengetahuan,
merupakan kemampuan pegawai yang terbentuk dari informasi dari informasi yang
diterimanya.
e.
Keterampilan,
merupakan kemampuan pegawai untuk melakukan tugas fisik atau mental.
I.
Kompetensi dan Kecakapan
Kompetensi
tidak bisa dilepaskan dengan kecakapan. Karena kecakapan menggambarakan
kompetensi seseorang, dengan kata lain semakin tinggi kecakapan seseorang maka
semakin tinggi kecakapan seseorang. Faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan
kompetensi seseorang yaitu,
1.
Keyakinan
dan nilai-nilai
2.
Keterampilan
3.
Karakteristik
kepribadian
4.
Motivasi
5.
Isu
emosional
6.
Kemampuan
intelektual, dan
7.
Budaya
organisasi, (Spencer, 2003:9)
Tujuh poin di atas dianggap sebagai poin inti kecakapan, artinya
diberbagai referensi lain bisa ada 10 atau lebih banyak lagi yang dijadikan
faktor yang mempengaruhi kecakapan seseorang.
J.
Tujuan Penilaian Kompetensi Karyawan
Secara umum ada
beberapa tujuan umum mengapa seorang karyawan tersebut perlu dilakukan penelian
kompetensi.
a.
Untuk
mengetahui berapa nilai kompetensi karyawan tersebut, apakah ada peningkatan
yang siknifikan setiap periode waktunya atau malah terjadi penurunan.
b.
Sebagai
acuan untuk menetapkan di posisi mana karyawan tersebut akan ditempatkan serta
jika diberi promosi jabatan makan pada posusi jabatan seperti apakah ia layak
diberikan.
c.
Untuk
mengetahui kendala-kendala yang dialami selama ini yang menyebabkan
kompetensinya sulit untuk meningkat, atau kita menyebutnya sebagai diagnosis
kompetensi.
d.
Nilai
kompetensi karyawan dapat dijadikan sebagai acuan yang mampu mempengaruhi
karyawan dapat reputasi perusahaan khususnya dalam mengajak para stakeholders’
untuk bergabung, berinvestasi, dan menjadi mitra bisnis di perusahaan yang
bersangkutan.
K.
Enam Kelompok Kompetensi Spencer dan Spencer
Spencer dan
Spencer (1993) membagi kompetensi menjadi enam kelompok. Tiap kelompok terdiri
dari 2-5 kompetensi. Tiap kompetensi memiliki definisi uraian dengan 3 atau 6
indikator perilaku, atau cara perilaku khusus menunjukkan kompetensinya dalam
pekerjaan. Keenam kelompok kompetensi itu ialah:
1.
Berprestasi
dan Bertindak (Achievement and Action)
Mencakup kompetensi:
a.
Orientasi
untuk Nerprestasi (Achievement Orientation).
Tingkat kepedulian untuk bekerja dengan baik atau berusaha bekerja
dengan baik di atas standar. Kompetensi ini meliputi berorientasi pada hasil,
efisiensi, peduli terhadap standar, fokus pada perbaikan, kewirausahaan, dan
optimasi penggunaan sumber daya.
b.
Perhatian
terhadap Aturan, Mutu, dan Ketelitian (Concern for Order, Quality, and
Accuracy).
Dorongan dalam diri seseorang untuk mmengurangi ketidakpastian di
lingkungan kerjanya, khususnya berkaitan dengan ketersediaan data dan informasi
yang andal dan akurat. Termasuk kompetensi ini adalah monitoring, kejelasan,
mengurangi ketidakpastian, dan “keeping track”.
c.
Inisiatif
(Initiative).
Keinginan atau tingkat usaha untuk bertindak melebih yang
dibutuhkan atau diharapkan oleh pekerjaan, melakukan sesuatu tanpa menunggu
perintah lebih dulu. Tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan
hasil pekerjaan dan untuk menciptakan peluang-peluang baru.
d.
Pencarian
dan Pengumpulan Informasi (Information Seeking).
Usaha untuk mengetahui lebih banyak informasi dengan mencari dan
mengumpulkan informasi guna meningkatkan kualitas keputusan dan tindakan
berdasarkan informasi yang handal dan akurat serta berdasarkan pengalaman atau kondisi
lingkungan.
2.
Memberi
Bantuan dan Pelayanan (Helping and Human Service)
Mencakup Kompetensi:
a.
Empati
(Interpersonal Understanding)
Kemauan dan kemampuan untuk mendengarkan dan memahami (perhatian)
hal-hal yang tidak dikatakan (bisa berupa pemahaman) (perhatian) atas pemikiran
dan prasaan orang lain.
b.
Orientasi
Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan (Customer Service Orientation)
Kemauan untuk membantu dan melayani kebutuhan atau harapan
pelanggan.
3.
Dampak
dan Pengaruh ( The Impact and Influence).
Mencakup kompetensi:
a.
Dampak
dan Pengaruh (mpact and Ifluence).
Kemampuan untuk membujuk, meyakinkan dan mempengaruhi, atau
menimbulkan kesan baik pada orang lain sehingga orang lain mau mendukung
gagasan atau idenya.
b.
Kesadaran
Berorganisasi (Organizational Awareness).
Kemampuan untuk memahami hubungan kekuasaan dalam organisasi.
c.
Membangun
Hubungan Kerja (Relationship Building).
Bekerja untuk membangun atau mempertahankan hubungan yang hangat
dan bersahabat atau jaringan hubungan dengan orang yang mungkin suatu hari berguna
dalam mencapai sasaran hubungan kerja
4.
Kemampuan
Manajerial (Managerial)
Mencakup kompetensi:
a.
Kemampuan
Mengembangkan Orang Lain (Developing Others).
b.
Memberi
Arahan dan Memamfaatkan Kekuasaan Jabatan (Directiveness,Assertivenes and
Use of Position Power).
c.
Kerja Kelompok dan Kerjasama (Teamwork and
Cooperation)
d.
Kepemimpinan Kelompok (Team Leadership).
5.
Daya
Pikir atau Kemampuan Keahlian (Cognitive)
a.
Berfikir
Analitis (Analytical Thinking). Kemampuan untuk memahami situasi atau
permasalahan dengan cara menguraikan masalah menjadi bagian-bagian yang rinci,
atau kemampuan untuk mengamati implikasi suatu keadaan tahap demi tahap
berdasarkan pemahaman dan pengalaman masa lalu.
b.
Berpikir
Konseptual (Conceptual Thingking).
Kemampuan memahami situasi atau permasalahan dengan cara menyatukan
yang terpisah itu menjadi satu kesatuan.
c.
Keahlian
Profesional (Profesional Expertise). Penguasaan pengetahuan yang
berkaitan dengan pekerjaan.
6.
Keefetifan
Personal (Personal Effectiveness)
a. Pengendalian Diri (Self Control) Kemampuan untuk
mengendalikan emosi diri sehingga mampu mencegah perilaku negative.
b. Percaya Diri (Self Confidence) Keyakinan seseorang pada
kemampuannya untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
c. Fleksibilitas (Flexibility) Kemampuan menyusuasikan diri
secara efektif pada berbagai situasi.
d. Komitment terhadap Organisasi (Organizational Commitment)
Kempuan dan kemauan seseorang untuk menyusuaikan sikap atau perilaku melakukan
tindakan yang menunjang kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi.
L.
Kerangka dan Pencipta Kompetensi
Kerangka
kompetensi menurut Shermon (2005) yaitu:
a.
Kemampuan
Kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan seseorang bagaimana
melaksanakan pekerjaannya secara efektif
b.
Kebutuhan
Menyangkut apa yang diperlukan oleh seseorang dalam rangka
pencapaian kinerja yang efektif.
REFERENSI
·
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Irham Fahmi, Alfabeta 2016
·
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Prof. Dr. Lijan Poltak S, Bumi Aksara 2016
Perencanaan & Pengembangan SDM, Donni Juni
Priansa, Alfabeta, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar